Rabu, 26 Oktober 2011

Vacation de Selatan to North Bandung

Hari yang sudah lama gw nanti itu dateng juga, ya..hari wisuda, ya..hari dimana gw di resmi kan jadi tukang sarjana. Pagi pagi banget gw angkut emak gw pake si putih (mobil abang gw) meluncur ke lokasi, gedung manggala wanabhakti di seputaran senayan. Masih pagi gw udah nyampe lokasi, suasana udah mulai ramai, banyak juga ya ternyata para alumnus kampus gw, mhmmm..tapi kenapa muka mereka gw banyak yang gak ngenalin, ah..mungkin gw kurang gaool kali ye. Akhirnya nemu juga wajah wajah yang gw kenalin, para dosen tercinta serta rekan rekan seperjuangan selama beberapa tahun copy paste tugas dan nitip fotocopyan diktat.

Lagu Gaudeamus Igiatur mulai dikumandangkan, para guru besar kampus masuk ruang. satu persatu calon sarjana dinobatkan pak profesor menjadi sarjana, hingga akhirnya gw dipanggil juga, melenggok di catwalk, pake baju kebesaran, nunduk sama pak prof dan...dapet goody bag isi mug. Selesai wisudaan acara selanjutnya narsis bersama di depan air mancur, untung aja cuaca siang ampe sore cerah.

Besoknya, sesuai dengan rencana kita jauh sebelum wisuda, gw, erro, rini, tika, sella dan mba diah serta keluarga cemaranya (mas heri, galuh dan galih) berangkat ke bandung dan sekitarnya untuk liburan, sebenernya rencana awal itu ada sekitar 15 anak yang mau ikutan, tapi cuma segitu aja yang cukup gila tetap jalan.

Selepas sholat shubuh gw sama si putih meluncur jemput dari yang paling jauh, ya...sella, ya...Cibinong, jauh aja rumahnya, titik jemput berikutnya ke Depok, di Kota ini ada dua jemputan gw, erro dan tika selanjutnya rombongan bergerak menuju daerah kebagusan jemput rini. Hari masih pagi, kita janjian sama rombongan mba diy di dekat gerbang tol tb simatupang jati padang, disitu kita pada sarapan bawaan rini, nasi pake teri kacang, sumpah rin, enak banget teri kacangnya, yang pasti bukan buatan elo kan. Sehabis sarapan didalam siputih, rombongan mba diy udah dateng pake inova, lalu erro pun hijrah ke mobil mba diy untuk menjadi pilotnya.

Perjalanan menuju kota kembang kami mulai dengan memasuki gerbang tol dalam kota dan disambung tol cipularang, sepanjang perjalanan pemandangan cukup indah dengan cuaca yang cerah, mungkin karena udah pada bosen sama suasana kota metropolitan yang sumpek, dalam si putih gw berperan sebagai driver peropesional, selduth sebagai co-pilot yang aktif juga menjadi navigator serta menjadi manager keuangan kita, tikduth mengambil peran dapur girl yaitu sibuk menyajikan kami semua makanan serta minuman cepat saji sepanjang perjalanan, dan rini sibuk megangin bantal.

Masih pagi juga kita udah sampai di kota kembang, tujuan wisata pertama kita adalah kawah putih ciwidey. Kawah Putih adalah sebuah danau kawah dari Gunung Patuha dengan ketinggian 2.434 meter di atas permukaan laut dengan suhu antara 8-22°C. Di puncak Gunung Patuha itulah terdapat Kawah Saat, saat berarti surut dalam Bahasa Sunda, yang berada di bagian barat dan di bawahnya Kawah Putih dengan ketinggian 2.194 meter di atas permukaan laut. Kedua kawah itu terbentuk akibat letusan yang terjadi pada sekitar abad X dan XII silam. Kawah Putih ini terletak sekitar 46 km dari Kota Bandung atau 35 km dari ibukota Kabupaten Bandung, Soreang, menuju Ciwidey. Danau Kawah Putih memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Air di danau kawahnya dapat berubah warna, kadangkala berwarna hijau apel kebiru-biruan bila terik matahari dan cuaca terang, terkadang pula berwarna coklat susu. Paling sering terlihat airnya berwarna putih disertai kabut tebal di atas permukaan kawah. Selain permukaan kawah yang berwarna putih, pasir dan bebatuan di sekitarnya pun didominasi warna putih, oleh karena itu kawah tersebut dinamakan Kawah Putih.

Sesampainya di kawah putih yang membuat si putih ngos ngos an nanjak dari bawah, berhubung hari sudah tengah hari bolong dengan matahari yang terik bersinar namun cuaca disitu dingin,kitapun langsung menggelar acara yang udah gw tunggu tunggu, ya..makan siang, ya..makan berat. Mba diy pun mengeluarkan amunisinya, kap depan si putih berperan sebagai meja makan dadakan, tanpa basa basi kami pun menyantap dengan penuh arti. "selamat makan siang" ucap kami pada pengunjung lain yang termangu melihat keajaiban anak kampus hijau menyajikan prasmanan, mereka pun hanya melemparkan senyum ramah pada kami yang fokus pada makanan siang. Maklum, sejak perjalanan jauh dari kota ke desa dan juga cuaca yang dingin mendukung acara makan siang ini.




Selesai makan siang, kita langsung jalan menuju kawah putih yang hanya 10 menit dari parkiran mobil, melewati penjaja souvenir dan makanan, yang paling banyak sih jual stroberi. Sesampainya di pinggiran kawah putih, ya...kami foto foto, ya... kami memang narsis, tapi kami anggap ini sebagai bagian dari dokumentasi aja. Untung cuaca siang itu cerah tanpa kabut, jadi bisa menikmati panorama kawah putih dengan nyaman. Sampai beberapa jam kita bersantai lalu selepas ashar kita terpaksa meninggalkan kawah putih dan menuju Situ Patenggang.

Perjalanan ke situ patenggang dari kawah putih gak jauh, cuma beberapa saat aja, melewati perkebunan teh ciwalini, yang sebenernya kita sempet mau masuk, tapi berhubung sudah sore dan agak mahal, jadi perjalanan kita lanjutkan ke situ panggang.

Situ Patenggang merupakan danau yang cukup luas dan indah dengan hamparan kebun teh yang tertata rapi disekelilingnya membuat segar mata. Patenggang ternyata berasal dari kata patengan, yang berarti mencari, konon ada kisah cinta dari Ki Santang yang merupakan keponakan Prabu Siliwangi (Raja Pajajaran) dan Dewi Rengganis yang merupakan putri dari Kerajaan Majapahit. Perang Bubat yang melibatkan Kerajaan Pajajaran dan Majapahit memisahkan kedua sejoli tersebut. Namun karena rasa cinta yang sangat dalam, mereka saling mencari dan akhirnya dipertemukan kembali di sebuah tempat yang hingga kini bernama Batu Cinta.

Setelah keduanya bertemu kembali, dikisahkan Dewi Rengganis meminta Ki Santang untuk membuat sebuah danau dan sebuah perahu untuk berlayar. Perahu itulah yang kini menjadi sebuah pulau berbentuk hati ditengah Situ Patengan. Menurut penuturan Kang Ujang yang berprofesi sebagai penarik perahu di Situ Patengan, terdapat sebuah mitos bahwa pasangan kekasih yang singgah di Batu Asmara dan berlayar mengelilingi Pulau Asmara senantiasa mendapatkan cinta yang abadi seperti cinta Ki Santang dan Dewi Rengganis

Selain legenda Batu Cinta dan Pulau Asmara, Situ Patenggang masih memiliki beragam daya tarik lainya. Panorama pemandangan danau seluas 48 hektar yang berada di hamparan perkebunan teh Rancabali dan sejuknya udara kaki Gunung Patuha dijamin mampu menghilangkan penat orang yang berkunjung ke kawasan ini. Membuat kami sangat nyaman berada di kawasan ini. Menyusuri danau menggunakan perahu motor yang kami sewa, kami ke lokasi batu cinta yang hanya berjarak sepuluh menit dari pinggir danau.



Setelah cukup puas lari sana lari sini, foto sana foto sini, dan berhubung hari sudah mulai gelap, kami pun lekas meyebrang kembali ke pinggir danau untuk menuju tempat penginapan kami yang sudah mba diy booking di daerah ciembeuleuit, tau dah spellnya bener apa salah tuh, susye aje nulisnye, ya pokoknya seperti itu lah, atau kita sebut aja dekat dengan pusat kota Bandung. Sesampainya di penginapan yang dekat dengan pusat kota Bandung itu udah mulai gelap, maksudnya udah malem hari. Kita semua langsung ngeluarin perlengkapan masing masing dan menempati kamar masing masing juga, berhubung kita rencananya ber lima belas yang mau ikut acara ini, jadilah masih banyak kamar yang kosong. Sebelum tidur, kita keluar sebentar untuk cari makan malam sekalian liat liat kota bandung, pilihan makan malam jatuh di daerah dago, makan nasi goreng tendaan gitu deh, bagi gw, makanan itu cuma ada enak dan enak banget, tapi tumben tumbenan itu makanan ga gw abisin, mungkin udah cape kali ye, dan ternyata kawan lain pun sama seperti gw, ga ngabisin makanannya, berarti makan di situ ga rekomen dah, mending cari yang lain. Trus kita balik aja langsung ke penginapan, chit chat sebentar dan...ya, kita istirahat...ya, kita tidur

Pagi menyapa, selepas shubuh, gw langsung manasin si putih, berhubung yang lain masih pada di kamar masing masing, gw jalan aja ngiterin kota Bandung, ke dago, alun alun, cihampelas dan tau mana aja tuh, sudah lupa sayah, ayng gw inget pas di alun alun mau ada acara apa gitu, soalnya jalanan mulai ramai dengan orang orang. Gak lama kemudian gw meluncur kembali ke penginapan, dan ternyata makanan pagi sudah disiapkan oleh pihak penginapan, nasi gorang dengan jumlah untuk lima belas orang, mhmmmm...terimakasih ya Allah atas nikmatMu. Sehabis sarapan pagi, kita langsung siap siap alias packing untuk melanjutkan perjalanan ini, tujuan hari ke dua ini kami berencana ke daerah bandung Utara yang langsung ke pulang ke jakarta via Subang.

Perjalanan pertama melewati dago ke arah ledeng dan kota bunga, lama 'nyasar' di sekitar daerah situ, namun nyasar di daerah ini puas mata, banyak ladang bunga milik warga, ada gerbera, carnation, peacock dan aneka chrysant yang sedap dipandang, sampai siang di daerah ini, kamipun memutuskan untuk makan siang, pilihan jatuh pada rumah makan yang menyajikan maskan sunda, hujan yang membasahi bumi dengan derasnya menjadikan makan semakin nikmat.

Setelah makan siang dan hujan sudah reda, kita berpisah rombongan, mba diy dan keluarga memutuskan untuk langsung pulang tanpa ke Bandung Utara, dan gw, erro, rini, sella dan tika beserta si putih melanjutkan perjalanan pulang via Subang. Melewati kawasan Lembang dan dilanjutkan melewati daerah Ciater, sebenarnya masih banyak objek wisata yang ingin kami singgahi , namun karena waktu sudah menjelang sore, kami lanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta, memasuki kota Subang, sudah maghrib, dan kita langsung memasuki jalan tol menuju Jakarta dan berpindah tol menuju tol Jagorawi, keluar di Cibinong untuk nganter sella, di daerah sini kita sempet makan mie ayam hijau, setelah anter sella sampai di rumahnya, terus si putih bergerak ke depok ke tempat tika dimana erro juga menitipkan motornya disini, terakhir nganter ke daerah kebagusan untuk nganter rini.

Perjalanan selepas wisuda ini bukanlah perjalanan pertama kita bersama, kita beberapa kali ke cilember, namun merupakan perjalanan terjauh kita. Banyak kesan dan pesan selama perjalanan yang meriah walau kurang lengkap tim green campuzers yang ikut. Acara ini juga dibantu pendanaannya oleh ketua kelas kita yang sedikit lebai dan narsis, yaitu ibu anggie tyara, ada juga sumbangan dari mimduth, sultan dan raden mas teguh es. sooss, serta dari tiga junior kami yaitu, isduth, nina dan ajat, makasih..makasih ye kawan.